Soalan :
Assalamualaikum ustaz,
ana mendapat 1 emel yg berbunyinya macam ini
Subject:
salam..
Fw: Sila sebarkan...amanah
''Jangan Berbangga dengan Calvin Klien & Armani Exchange anda kerana….
Pakaian Terakhir anda adalah Kain Kafan…& perfume anda adalah kapur barus..
'' Jangan Berbangga dengan BMW & Merz anda kerana….
Kenderaan terakhir anda adalah Keranda yang akan diusung…
'' Jangan Berbangga dengan Banglo dan Condo anda kerana….
Tempat Peristirehat anda yang terakhir adalah Kubur..
'' Jangan Berbangga dengan Kehenseman atau Kecantikan anda kerana…..
Akhirnya Hanya menjadi santapan si Cacing dan Serangga....
'' Saya bersumpah Demi ALLAH S.W.T , Demi ISLAM dan Demi ajaran AGAMA,
Saya akan menyebarkan mesej ini ke 15 teman2 saya..
Apabila Saya melanggar Sumpah saya ini, Maka MUSIBAH akan selalu menimpa saya...
Saya akan selalu GAGAL dlm usaha dan segala CITA-CITA takkan pernah terwujud.''
Anda sudah bernazar…
Pertanyaan daripada anda :
Adakah ini salah satu daripada contoh emel berantai yang seringdiperkatakan. Adakah dengan membaca seperti
"Apabila Saya melanggar Sumpah saya ini, Maka MUSIBAH akan selalu menimpa saya...
Saya akan selalu GAGAL dlm usaha dan segala CITA-CITA takkan pernah terwujud.''
Anda sudah bernazar…"
nazar dengan sendirinya jatuh ke atas diri kita. Saya pernah membaca kisah tentang orang kafir yang sengaja mereka reka ayat seperti ini untuk merosakkan akidah umat islam. Apa pendapat saya
Jawapannya :
Sebelum saya menyentuh masalah ini, maka lebih baik saya datangkan dahulu maksud dan konsep dakwah. Dakwah mengikut Kamus Dewan Edisi ketiga ialah kegiatan menyeru dan meyakinkan orang lain supaya menerima sesuatu kepercayaan.
Menurut Ensiklopedia Islam dakwah membawa maksud setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah s.w.t sesuai dengan garis akidah, syariat dan akhlak Islamiah. Secara kebahasaan, dakwah adalah kata dasar (masdar) dari kata kerja da’a yang bererti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “ilmu dakwah” dan “dakwah Islam” atau al-da’wah al-Islamiyah.
Menurut Abu ‘Urwah, pengertian dakwah dari segi bahasa membawa maksud menyeru atau memanggil, sama ada kepada perkara yang haq atau batil. Selain itu, seruan kepada Allah swt. Allah s.w.t berfirman :
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada agama Allah dengan berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas nyata. Dan aku menegaskan: Maha Suci Allah (dari segala i’tiqad dan perbuatan syirik); dan bukanlah aku dari golongan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain”. (Surah Yusuf : 108)
Dakwah Islamiah yang asli (Syumuliah Fi Da'wah)
Maksud Imam Al-Banna adalah bahawa dakwah Islamiah seharusnya membawa risalah Islam yang asli. Dakwah tersebut bukanlah didalam maksud yang sempit atau terbatas, misalnya terbatas pada sudut kecendekiawanan (keintelekan) saja, atau pada sudut politik semata dan lain-lain. Seterusnya manusia juga perlu memperoleh penjelasan tentang jalan dakwah Islamiah agar mereka faham tujuan dakwah yang sebenarnya sehingga masyarakat umum tidak merasa samar-samar akan cara-cara dakwah Islamiah.
Dakwah yang bersifat Rabbani (Robbaniah Fi Da'wah)
Yaitu berdakwah dengan menyeru manusia kepada Allah. “Maka janganlah Engkau (Wahai Muhammad) menyembah Tuhan Yang lain bersama-sama Allah, akibatnya Engkau akan menjadi dari golongan Yang dikenakan azab seksa. Dan berilah peringatan serta amaran kepada kaum kerabatmu Yang dekat. Dan hendaklah Engkau merendah diri kepada pengikut-pengikutmu dari orang-orang Yang beriman.” (As-Syuaraa : 213-215)
Wasilah-wasilah (jalan-jalan) dakwah hari ini dan kemarin mungkin berbeza, dakwah pada masa lalu lebih dalam bentuk ceramah-ceramah atau khutbah-khutbah ataupun ditulis dalam risalah-risalah atau surat-surat. Namun wasilah pada hari ini adalah melalui majalah-majalah, surat kabar, risalah-risalah, peralatan radio, IT dan sebagainya. Kesemuanya ini adalah merupakan jalan untuk sampai kepada hati manusia.
Maksudnya, dakwah pada hakikatnya adalah untuk menghubungi hati-hati manusia, seruan-seruan, program-program dan sebagainya hanyalah berfungsi sebagai media untuk mencapai hakikat tersebut. Jadi, dakwah Islamiyah adalah dakwah yang mana kita ingin mengetuk pintu-pintu hati manusia agar terbuka dan menerima hakikat keimanan kepada Allah swt. Oleh karena itu, tugas kita semua sebagai ahli dakwah adalah untuk memperbaiki jalan-jalan (untuk sampai pada hati manusia) sehingga tercapailah apa yang dimaksud.
Ringkasnya, tugas seorang da’i adalah memanggil manusia kepada Allah, dengan berbicara kepada hati mereka melalui pembentukan kesadaran yang murni terhadap tanggungjawab mereka kepada Allah. Para da'i tidak akan dapat berfungsi sebagai pendakwah yang dapat membawa hidayah seandainya hati para da'i tersebut masih kotor. Karena itulah, Imam Al-Banna mengungkapkan agar para da'i menjadi : "Rahib di malam hari, pejuang di siang hari (Ruhban fil lail, wa fursan fin nahar)"
Dakwah yang membawa makna Islah
Maksud dakwah yang membawa makna Islah adalah bahwa kita harus berusaha memperbaiki keadaan yang meliputi Ummah. Termasuk di sini adalah berbagai usaha yang mencakup setiap aspek, yaitu mengislahkan insan, masyarakat, dan negara.
Kita haruslah berupaya sedapat mungkin melaksanakan ataupun membantu setiap aspek yang membawa Islah.
Imam Al-Banna menyimpulkan maksud ini dalam seruannya :
"perbaikilah undang-undang, perbaikilah suasana lahiriah masyarakat, perangilah amalan-amalan yang berlebihan (ibahiah) di dalam masyarakat, susunlah sistem pendidikan... "
Demikian juga di dalam sejarah hidupnya, beliau banyak menulis surat baik kepada para ulama maupun para pemimpin masyarakat agar mereka mengusahakan perbaikan masyarakat dan negara.
Dakwah seharusnya bukan datang untuk menentang segala yang ada di dalam masyarakat, melainkan untuk memperbaikinya. Kita bukanlah bertugas sebagai hakim yang menilai, menghakimi, dan menghukum masyarakat; melainkan sebagai tabib yang mengubati masyarakat. Kita haruslah bersikap seperti pohon, manusia melempari kita dengan batu namun kita membalasnya dengan buah kebaikan.
No comments:
Post a Comment